Jumat, 24 Juni 2011

Kesabaran Nabi Ayyub As


Ayyub bin Ish bin Ishaq as, adalah seorang Romawi, sedang ibunya adalah putri nabi Luth As. Ayyub adalah seorang yang berakal cerdas, pembersih, penyantun, lagi bijak bestari. Sedang ayahnya adalah seorang yang kaya raya, memiliki ternak unta, lembu, kambing, kuda bighal, dan keledai. Dinegara Syam tidak dad seorang pun yang menyamai kekayaannya. Dan setelah ayahnya meninggal dunia, harta itupun seluruhnya pindah ke Ayyub as, yang kemudian menikah dengan Rahmah, putri Afrayim bin Yusuf as.
Dan Allah swt, telah menganugerahinya dari istrinya itu 12x mengandung, melahirkan anak laki-laki dan perempuan. Kemudian Allah swt, mengutus Ayyub menjadi Rasul kepada kaumnya, yaitu penduduk Hauran dan Tih. Allah swt, memberinya budi pekerti yang luhur dan perasaan yang belas kasih, yang tiada seorang pun yang pernah berselisih dengannya, dengan menuduhnya dusta maupun mengingkarinya, karena Ayyub memanglah seorang yang mulia, sedang bapak dan ibunya pun orang yang mulia. Maka disyari’atkanlah oleh Ayyub as, kepad kaumnya syari’at-syari’at dan dibangunnya untuk mereka masjid-masjid. Ayyub mempunyai beberapa meja makan yang dia hidangkan untuk faqir miskin dan tamu-tamu. Bagi anak yatim, Ayyub adalah seumpama seorang ayah yang penuh rahmat, bagi janda-janda sebagai seorang suami yang belas kasih, sedang bagi orang-orang yang lemah adalah seumpama seorang saudara yang sangat dekat cintanya. Ayyub menyuruh wakil-wakil dan orang-orang kepercayaannya agar jangan menolak siapapun dari kebun dah buah-buahannya, sedang hewan ternaknya tiap tahun semakin bertambah banyak, akan tetapi dengan itu semua, Ayyub sedikitpun tidak merasa bangga, dan katanya : “Tuhanku, inilah pemberian-pemberian-Mu kepada hamba-hamba-Mu dalam penjara dunia. Maka betapakah pemberian-pemberian-Mu di surga kepad mereka yang mendapatkan kemuliaan-Mu di negri penjamuan-Mu ?”.
Semsntara itu, hati Ayyub betapa tiada lalai akan bersyukur kepada nikmat-nikmatNya, sedang lidahnya tiada berhenti menyebut Tuhannya, sehingga Iblis laknatullah sangat mendengki kepadnya, dan katanya : “Sesungguhnya Ayyub telah memperoleh dunia dan akhirat.” Iblis ingin menghancurkan Ayyub salah satu diantara dunia dan akhiratnya, atau kedua-duanya. Pada saat itu, iblis yang terkutuk itu biasa naik ke langit yang ketujuh, lalu berhenti dimana saja yang dia kehendaki. Pada suatu hari seperti biasanya iblis naik kesana, mak Allah yang maha perkasa pun menegurnya :” Hai terkutuk, bagai man kau melihat hamba-Ku, Ayyub, dan pakah kau memperoleh berita darinya?”
“Tuhanku,” jawab iblis, “sesungguhnya Ayyub menyembah-Mu, karena telah memberinya kekayaan dunia dan kesentosaan, padahal kalau tidak demikian, mak dia takkan menyembah-Mu, karena dia adalah hamba dari kesentosaan.”
“Dusta kau” sangkal Allah kepadnya, “sesungguhnya Aku tahu, bahwa dia akan tetap menyembah dan bersyukur kepada-Ku, sekalipun tidak memiliki kekayaan dunia.”
“Berilah aku kuasa atas dirinya, ya Tuhan, “pinta iblis. “Lalu lihatlah, bagaiman aku akan membuatnya lupa dari menyebut engkau, dan aku bikin dia lalai dari beribadah kepada-Mu”.
Maka Allah pun memberi kuasa kepada iblis atas apa saja terhadap Ayyub, selain ruh dan lidahnya. Iblis pulang lalu pergi ke pantai. Disana ia berteriak keras-keras, sehingga tidak seorang pun jin, baik laki-laki maupun perempuan yanmg ketinggalan, semua berhimpun kepadanya.
“Gerangan apakah yang menimpamu, wahai tuan kami?” mereka sekalian bertanya.
Iblis berkata : “sesungguhnya aku telah mendapat kesempatan yang tak pernah aku dapatkan lagi semisalnya, semenjak aku mengeluarkan Adam dari surga. Oleh karena itu, bantulah aku menggoda Ayyub.”
Mak setan-setan pun cepat-cepat menyebar, lalu mereka bakar dan hancurkan tiap-tiap harta Ayyub as, emudian berangkatlah iblis menemui Ayyyub as. Ketika itu Ayyub sedang bersembahyuang dimasjid. Iblis menegur, “apakah kamu akan menyembah Tuhanmu dalam keadaan berbahaya ini ?”, padahal ia telah benar-benar mengirim api dari langit membakar seluruh harta bendanya sampai menjadi debu.”
Ayyub tidak menjawab teguran iblis, sehingga ia selesaikan shalatnya, barulah kemudian berkata:” Segala pujio bagi Allah swt, yang telah memberi kepadaku, kemudian mengambil dariku.” Selanjutnya Ayyub pun berdiri lagi dan meneruskan shalatnya. Pergilah iblis tanpa hasil, terhina dan menyesali perbuatannya.
Ayyub,as mempunyai 14 anak, 8 laki-laki dan enamnya lagi perempuan. Tiap hari ia makan dirumah salah seorang saudaranya. Pada hari itu, mereka sedang berada di rumah saudaranya yang tertua, yang bernama Hammal, ketika setan-setan tiba berkumpuyl dan mengepung rumah itu, mereka robohkan sehingga menimpa anak-anak Ayyub as, matilah semua anak-anak Ayyub as. Diantara mereka ada mulutnya yang masih seggenggam makanan, adapula yang tangannya masih memegang gelas.
Sedang iblis kemudian pergi ketempat Ayyub as, sementara ia sedang dalam shalatnya. Mak tegur iblis:” Tetaplah kamu sembah Tuhanmu, sedang dia telah benar-benar merobohkan rumah menimpa anak-anakmu, sampai mati seluruhnya.”
Sedikitpun Ayyub tidak menjawab tegurannya, sehingga manakala ia telahn usai dari shalatnya, mak ia berkata :” Hai terkutuk, segala puji bagi Allah yang telah memberi daku, kemudian mengambil dariku. Harta dan anak adalah cobaan bagi laki-laki daan perempuan. Allah telah mengambil cobaan itu dariku, agar dfap[at sepenuhnya aku beribadah kepada Tuhanku.” Iblis pun pergi tanpa membawa hasil, meras rugi dan sangat marah.
Kemudian datang lagi ketika Ayyub as, shalat. Ketika sujud, iblis menghembus pada hidung dan mulut Ayyub as. Badan Ayyub lalu membengkak dan berkeringat deras sekali, lalu dirasakan pada dirinya suatu perasaan yang sangat berat. Ujar istrinya Rahmah:” ini adalah atas kesedihan harta dan bencana yang menimpa pada naka-anak. Sedang waktu malam aku tetap bersembahyang, lalu siangnya berpuasa, tanpa istirahat sesaatpun, dan tidak pernah kau rasakan suatu keenakan.”
Kemudian, nampaklah pada tubuh Ayyub as, cacar yang menutup seluruh tubuhnya sejak kepala sampai kedua kakinya, lalu mengalirlah nanah dari padanya, sedang didalamnya terdapat ulat. Kerabat dan kawan-kawan Ayyub pun tak lagi mau mendekatinya.
Ayyub mempunyai 3 orang istri. 2 diantaranya kemidian minta cerai. Ayyubpun menceraikan keduanya. Tinggallah kini Rahmah, yang melayaninya dan merawatnya siang dan malam. Sampai ada beberapa tetangganya datang, lalu mereka berkata: “Hai Rahmah....kami kwatir atas penyakitnya Ayyub itu menular kepada anak-anak kami. Keluarkanlah dia dari lingkungan kami. Dan kalau tidak, maka kami akan mengusirmu secara paksa.” Rahmah pun keluar. Diikatnya pada punggungnya pakaian-pakaiannya, lalu menjerit keras-keras:” Aduhai selamat tinggal, aduhai selamat berpisah. Mereka mengeluarkan kami dari negeri kami, dan mereka mengusir kami dari kampung halaman kami.”
Rahmah menggendong suaminya diatas punggungnya, sedang air matanya mengalir membasahi wajahnya. Dia pergi sambil menangis menuju sebuah reruntuhan gedung yang di pakai untuk pembuangan sampah, lalu diletakkannya Ayyub diatas sampah. Orang-orang kampung keluar, melihat keadaan Ayyub, lalu kata mereka: “bawalah pergi suamimu dari kami, dan kalau tidak maka akan kami lepaskan anjing-anjing kami, biar mereka makan dia.” Ayyub pun digendong lagi oleh istrinya sambil menangis, sampai tibalah dipersimpangan jalan. Ayyub dia letakkan disana. Rahmah datang lagi membawa cangkul dan tali, lalu dibangunnya sebuah rumah dari kayu. Kemudian dibawanya debu lalu dihamparkannya dilantai rumahnya, dan diambilnya batu-batu untuk sandaran Ayyub as. Setelah itu diambilnya sebuat dulang yang biasa di pakai oleh para pengembala untuk memberi minuman binatang ternak mereka. Untuk selanjutnya maka berangkatlah Rahmah masuk kampung. Ayyub berseru :”kembalilah hai Rahmah.....! Kuberi wasiat kau, bila kau ingin pergi dariku dan meninggalkan aku disini.”
“jangan khawatir haim tuan ku...!”, “sesungguhnya aku takkan meninggalkan engkau selagi nyawa masih ada dalam tubuhku.” Rahmah p;un pergi kekampung. Disana dia bekerja tiap hari sebagai buruh pemotong roti, buat memberi makan Ayyub as. Namun akhirnya orang dalam kampung itu tahu bahwa dia adalah istri Ayyub as, mak dia tidak mau lagi memberinya makan. Kata mereka :”enyahlah kau dari kami, kami sangat jijik kepadamu.”
Rahmah menangis dan katanya :” Duhai Tuhan, Engkau lihat keadaan ku, telah terasa sempit bumi olehku, sedang orang-orang benar-benar merasa jijik terhadap kami didunia. Janganlah Engkau jijik terhadap kami di akhirat, aduhai Tuhan. Dan mereka telah mengusir kami dari negeri kami. Janganlah Engkau mengusir kami dari negeri-Mu di hari kiamat.” Maka pergilah Rahmah kepada istri seorang tukang roti, lalu ujarnya :” Sesungguhnya kekasihku Ayyub kelaparan. Mak hutangilah aku roti.”
“Enyahlah kau dariku suamiku agar suamuku tidak melihat kamu”, hardik istri tukang roti itu. “Tapi berikanlah kepadaku seikat kelabang rambutmu”, yakni rambutnya yang terjalin. Rahmah mempunyai 12 ikat kelabang rambutnya yang sampai mencapai tanah. Dia sangat cantik, mirip dengan datuknya, Yusuf as, sedang Ayyub as, sangat menyenangi kelabang rambutnya itu.
Rahmah mengambil gunting, lalu dipotongnya kelabang itu dan ia berikan istri tukang roti itu, ditukar dengan 4 potong roti. Kata Rahmah :” Hai Tuhan..., sesungguhnya ini adalah demi taat kepada suamiku, dan demi memberi makan nabi-Mu Ayyub as, telah aku jual rambutku.”
Maka tatkala Ayyub melihat roti segar, ia merasa sangat bingung. Ayyub mengirabahwa istrinya telah menjual dirinya, sehingga terlanjur bersumpah, bila Allah menyembuhkannya, maka pasti akan dia dera istrinya itu 100x.
Setelah Rahmah menceritakan kisahnya kepada suaminya, maka Ayyubpun menangis, dan katanya :”Duhai Tuhanku....! aku telah kehabisan daya upayaku, sehingga istri naabi-Mu benar-benar telah menjual rambutnya dan menafkahkannya kepada diriku.”
Kata Rahmah :” Sekarang janganlah kau bersedih hati, tuanku, karena sesungguhnya rambutku akan tumbuh kembali lebih indah dari semula.”
Oleh Rahmah, roti itu di potong-potong lalu disuapkan kepada Ayyyub, sementara dia duduk disisinya. Sedang Ayyub tiap kali ada seekor ulat yang jatuh dari badannya, maka diletakkannya lagi pada tubuhnya, seraya berkata :” Makanlah apa yang telah Allah izinkan kepadamu.” Sehingga tidak dad lagi daging pada tubuhnya, sampai tinggal tulang-tulang, otot-otot dan syaraf-syarafnya saja. Maka dikala sang surya terbit, cahayanya dapat menembus dari depan Ayyub sampai kebelakang. Sedang yang tinggal dari tubuhnya yang mulia itu telah tiada lagi, selain hati dan lidahnya. Hatinya tiada henti-hentinya menyebut nama Allah Swt.
Menurut satu riwayat, Ayyub menderita sakit selama 18 tahun. Maka kata Rahmah pada suatu hari :” Engkau adalah seorang Nabi yang mulia disisi Tuhanmu. Tidakkah engkau berdo’a kepada Allah agar menyembuhkan engkau?”...
“Berapa lamakh dulu kita menggenggam keenakan ?.....” tanya Ayyub kepada istrinya.
“delapan puluh tahun,” jawab istrinya.
Ayyub berkata :” Sesungguhnya aku malu kepada Allah bila aku memohon kepadanya, sedang lama percobaan ku belum lagi mencapai seperti lama keenakanku.”
Tatkala pada tubuh Ayyub tidak ada lagi daging sepotong pun yang tertinggal, ulat mulai saling memangsa sesamanya, sehingga tinggal dua ekor saja. Dua ekor itu kemudian berputar-putar keseluruh tubuh Ayyub, mencari secuil daging, namun tidak ditemukannya juga, selain hati dan lidah Ayyub. Seekor ilat dari kedua itu datang kepada hati Ayyub dan menggigitnya pula. Maka baru saat itulah Ayyub menyeru kepada Tuhannya, katanya :” Sesungguhnya aku telah ditimpa bahaya (yakni cobaan berat), dan engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang diantara semua penyayang.”
Tetapi ini bukanlah sebuah pengaduan. Sehingga dengan demikian, belumlah Ayyub keluar dari golongan orang-orang yang sabar. Dan oleh karenanya, Allah telah berfirman :”Sesungguhnya kami dapati dia seorang yang sabar.” Karena Ayyub tidak gentar terhadap harta dan anak-anaknya, tetapi terasa gentar karena khawatir terputus dengan Tuhannya. Seolah-olah Ayyub berkata :” Wahai Tuhan, aku sabar atas setiap cobaan darimu, selagi hatiku sibuk mencintai Engkau dan lidahku masih sibuk menyebut nama-Mu. Dan apabila kedua anggota ini telah lenyap pula, maka akan benar-benar terputuslah aku dari-Mu. Dan engkau adalah Tuhan Yang Maha Esa dan Penyayang diantara semua penyayang.”
Kemudian Allah mewahyukan kepada Ayyub :” Hai Ayyub..., lidah adalah kepunyaan-Ku, hati dan ulatpun kepunyaan-Ku. Dan rasa sakitpun dari-Ku pula, kenapa gentar?......”
Ayyub tentu merasa gentar bila hati dan lidahnya termakan pula, karena beliau sibuk memikirkan dan mengingat Allah Swt. Kalau sampai termakan maka ia tak dapat lagi sibuk memikirkan dan mengingat Allah Swt. Oleh karenanya Allah menjatuhkan kedua ulat itu dari tubuh Ayyub. Seekor diantaranya jatuh kedalam air, lalu menjadi seekor lintah yang bisa dijadikan obat untuk beberapa macam penyakit, dan yang lain jatuhn didarat, lalu menjadi seekor lebah yang bisa mengeluarkan madu yang mengandung obat bagi manusia.
Kemudian datanglah jibril as, membawa dua buah delima dari surga. Ayyub berkata :” Hai Jibril......apakah Tuhan ku menyebut aku........?”
“Ya” jawab Jibril, “Dia mengucapkan selamat kepadamu dan menyuruh memakan dua buah delima ini, maka engkau akan sembuh sampai daging dan tulang mu.”
Setelah Ayyub memakan dua buah delima itu, Jibril as, berkata :” Berdirilah engkau atas seizin Allah Swt.” Ayyub berdiri lalu kata Jibril pula :” Jejakkan kakimu”.
Ayyub menjejakkan kaki kanannya, mak keluarlah air yang mengalir, lalu dia mandi dengan air itu. Kemudian dia jejakkan lagi kakinya yang sebelah kiri, maka memancarlah mata air yang sejuk, lalu Ayyub meminumnya, lalu lenyaplah sudah semua rasa sakit lahir dan bathin. Dan ternyata badannya kini lebih tampan dari pada semula, dan wajahnya lebih cemerlang dari pada rembulan, sebagai man firman Allah Swt :” Maka kamipun memperkenankan baginya (yakni Kami menerima do’anya), lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya, dan Kami kembalikan keluarganya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka”.

By Insan Al-Faqir






Tidak ada komentar:

Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates